Wujuddari pengharapan itu adalah kesabaran dan tekun berdoa. Sabar menjalani situasi yang tidak sesuai dengan harapan kita sembari tetap berharap dalam doa kepada TUHAN bahwa suatu saat nantu sesuai dengan kehendak TUHAN harapan itu menjadi kenyataan. TUHANlah yang berkuasa, Injil yang berkuasa menghidupkan seseorang yang mati dalam dosa (Efesus 2:1, 4). sehingga memiliki kehidupan baru dan kehidupan yang baru inilah adanya doa sebagai kesenangan dan sukacita untuk bertemu Tuhan dan keheningan dan ketenangan "Jadi bertobatlah dari pengertian bahwa doa anda berkuasa. BerandaContoh Doa Umat Katolik Doa pengharapan umat katolik 70 Kali Tonton Tuhan yang terkasih, Engkaulah penopang kami dan satu-satunya harapan kami. Melihat bencana yang semakin besar sekarang, sehingga hidup kami sangat menderita dan tak berdaya. KarenaDia adalah Allah yang besar, Dia rindu agar kita mengharapkan hal-hal besar dari Dia. Doa saya, semua harapan besar yang kita bangun di tahun ini akan menjadi kenyataan. Tuhan Yesus, aku serahkan seluruh impian dan harapanku di tahun ini kepada-Mu, biarlah Engkau turut campur tangan, sehingga semuanya itu dapat aku capai. Amin. Makatidak akan ada sikap yang pesimis dan sinis akan jawaban Tuhan atas doa kita ketika kita mau melihat pada masa lampau bagaimana Tuhan berkarya dalam hidup kita. Kasih setia Tuhan adalah jaminan atas harapan dan doa kita. Selanjutnya kita dapat melihat pergumulan yang diungkapkan oleh pemazmur dalam Mazmur 66: 10-12 beban berat yang hidupnya. Berikutkata-kata doa dan harapan yang mengandung pesan bijaksana. 1. "Sebuah usaha maupun harapan akan selalu ada pada seseorang yang senantiasa berdoa dan berjuang tanpa menyerah." 2. "Tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras. Tidak ada keberhasilan tanpa kebersamaan. Tidak ada kemudahan tanpa doa." - Ridwan Kamil 3. . Artikel ini akan membahas tentang 10 khotbah terbaik tentang doa. Kita tahu bahwa doa begitu penting dalam hidup orang percaya, karena itu kita perlu banyak belajar tentang doa. Salah satunya adalah lewat renungan-renungan atau khotbah-khotbah tentang doa. Karena itu artikel di bawah ini akan menyajikan 10 khotbah terbaik tentang doa. Baca juga 10 Khotbah Terbaik Tentang Natal Kesepuluh renungan/khotbah terbaik tentang doa ini diambil dari berbagai ayat Alkitab, baik ayat-ayat Perjanjian Lama, maupun ayat-ayat Perjanjian Baru. Khotbah-khotbah terbaik tentang doa ini bertujuan untuk memberi renungan-renungan seputar firman Tuhan dalam berbagai topik/tema doa Kristen. Baca juga 10 Khotbah Terbaik Untuk Tutup Tahun Dan Tahun Baru Dengan membaca khotbah-khotbah tentang doa dalam artikel ini maka pembaca seperti mendengar suatu khotbah tentang doa. Selain itu, artikel berisi khotbah-khotbah terbaik tentang doa ini juga dapat dijadikan sebagai bahan khotbah/renungan dalam berbagai gereja atau di berbagai komunitas Kristen. Baca juga 20 Pengkhotbah Terbaik Di Indonesia Para pengkhotbah/pembawa renungan tinggal menambahkan ilustrasi-ilustrasi atau bagian-bagian khotbah lainnya yang dianggap perlu pada kerangka khotbah poin-poin khotbah yang telah disediakan dalam artikel ini. Sebab khotbah-khotbah tentang doa ini hanya dibuat secara singkat saja, hanya garis besarnya. Karena itu perlu ditambahkan lagi sehingga dapat memenuhi durasi khotbah yang ideal sekitar 20-40 menit. Berikut 10 khotbah terbaik tentang doa yang perlu kita pelajari. 1. Meneladani Ketekunan Doa Daniel Daniel adalah seorang pemuda Yahudi ketika ia, bersama orang-orang Yahudi lainnya, dibuang ke Babel akibat pemberontakan mereka kepada Tuhan. Namun atas anugerah Tuhan, Daniel, di usianya yang sudah tua 80 tahun!, bisa menjadi satu dari tiga orang yang menjadi pejabat tertinggi di bawah Raja Darius. Tetapi Daniel melebihi dua pejabat tertinggi raja tersebut dan para pejabat yang lainnya. Di pembuangan Daniel mempraktekkan ibadah agama Yahudi yang menyembah Tuhan Israel, dan hidupnya tidak tercela dalam hal apa pun. Para pejabat lain menjadi iri kepada Daniel. Mereka mencari-cari kesalahannya, namun mereka tidak mendapati satu pun perbuatan tercela dalam diri Daniel. Karena itu mereka menghasut raja agar dikeluarkan undang-undang yang melarang siapa pun menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa/allah atau manusia lain selain kepada Raja Darius. Tujuannya adalah agar mereka dapat menjerat Daniel. Ketika Daniel mendengar hal tersebut, ia berdoa kepada Allahnya. Ketika itu tiga kali sehari ia berlutut dan berdoa kepada Tuhan seperti yang biasa ia lakukan. “Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.” Daniel 611. Daniel jelas adalah seorang pendoa. Baca 7 Tokoh Pendoa Di Alkitab Ia berdoa tiga kali sehari ketika mendengar undang-undang yang dibuat untuk melarangnya beribadah kepada Allahnya. Tetapi bukan hanya ketika itu saja ia berdoa dengan tekun tiga kali sehari, tetapi juga pada kesempatan lain ia sudah biasa berdoa tiga kali sehari “seperti yang biasa dilakukannya”, sebagaimana orang-orang Yahudi yang saleh. 2. Doa Sebagai Gaya Hidup Ketika datang ke dunia sebagai manusia, Tuhan Yesus juga adalah seorang pendoa. Doa adalah gaya hidup Yesus. “Akan tetapi Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa.” Lukas 516. Tuhan Yesus biasanya pergi ke tempat-tempat yang sunyi untuk berdoa dengan maksud agar Ia tetap mempunyai waktu yang khusus dengan BapaNya. Di tengah-tengah kesibukanNya untuk melayani orang banyak setiap hari, tentulah Ia butuh waktu yang khusus dan tempat yang tenang untuk beristirahat. Tempat yang tenang itu biasanya adalah di tempat yang sunyi. Dari konteks kalimat kutipan ayat firman di atas, kita bisa melihat bahwa Tuhan Yesus tidak hanya satu kali saja pergi ke tempat yang sunyi untuk berdoa, Ia melakukannya berulang-ulang, yang kemudian menjadi kebiasaanNya. Jadi adalah biasa bahwa Tuhan Yesus pergi mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi untuk berdoa. Baca 7 Ciri Doa Tuhan Yesus Yang Patut Diteladani Hal ini juga dikuatkan oleh ayat-ayat lainnya di Alkitab. Ia pernah berdoa pada pagi-pagi sekali, sebelum melakukan aktivitasNya Markus 135; dan pada malam hari, setelah melakukan aktivitasNya Matius 1423. Ia juga beberapa kali didapati murid-muridNya sedang berdoa Lukas 918; 111. Ini patut kita teladani. 3. Pentingnya Iman Dalam Doa Salah satu syarat agar doa dikabulkan adalah doa kita harus disertai dengan iman. Artinya, kita harus percaya bahwa Tuhan akan mengabulkan doa kita. Tidaklah ada artinya berdoa kepada Tuhan jika kita sendiri tidak yakin bahwa Ia akan mengabulkan doa kita. Doa yang dipanjatkan dengan ragu-ragu tidak akan Tuhan kabulkan Baca 7 Penghalang Sehingga Doa Tidak Dikabulkan Kepada murid-muridNya, Tuhan Yesus mengajarkan, “Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya.” Matius 2122. Kepercayaan atau iman adalah dasar utama kita berdoa kepada Tuhan. Kita berdoa kepada Tuhan karena kita percaya bahwa Ia “mampu dan bersedia” menolong kita. Tuhan tidak mungkin mengabulkan doa kita jika kita tidak percaya bahwa Ia mampu dan bersedia menolong kita. Ketika berdoa, kita harus yakin terlebih dahulu bahwa doa kita akan dikabulkanNya. Memang, tidak setiap doa kita pasti dikabulkan oleh Tuhan ketika kita berdoa dengan penuh kepercayaan/iman. Namun Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk percaya kepadaNya ketika kita mendatangiNya dalam doa. Doa orang percaya berkuasa hanya jika didoakan dengan penuh keyakinan/kepercayaan Yakobus 516b. 4. Merendahkan Diri Di Hadapan Tuhan Dalam doa sangat penting kerendahan hati. Berdoa dengan kerendahan hati adalah salah satu cara berdoa yang benar. Kita harus senantiasa menyadari bahwa kita adalah manusia yang penuh dosa, yang diselamatkan hanya oleh anugerahNya semata. Oleh karena itu tidaklah pantas bagi kita meninggikan diri di hadapanNya. Apa pun yang telah kita lakukan, yang telah kita capai dan telah kita miliki dalam hidup ini, kita harus sadar bahwa semuanya itu dari Tuhan asalnya. Inti doa adalah bahwa kita membutuhkan Tuhan, kita menggantungkan harapan dan keinginan kita kepadaNya. Dengan kata lain, kita mengakui keberadaan kita yang penuh kelemahan dan kekurangan. Allah senang jika kita menghadapNya dengan mengakui segala kekurangan dan kelemahan kita serta memohon anugerahNya untuk melayakkan kita menghadapNya di dalam doa kita. Dalam perumpamaanNya tentang seorang farisi dan seorang pemungut cukai yang sama-sama berdoa di Bait Allah, pemungut cukai itu mengakui ketidak-layakannya di hadapan Tuhan. Ia merendahkan dirinya di hadapan Tuhan dengan memohon belas kasihanNya. “Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.” Lukas 1813. Karena itu, pemungut cukai itu dibenarkan oleh Allah, doanya dikabulkan. Sedangkan doa orang farisi yang menyombongkan diri tidak dikabulkan. 5. Dibutuhkan Ketekunan Doa membutuhkan ketekunan. Artinya, kita harus berdoa secara tekun agar Tuhan menhawabnya. “Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu…. Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihanNya yang siang malam berseru kepadaNya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?” Lukas 181,7 Tuhan Yesus suatu kali memberikan suatu perumpamaan kepada murid-muridNya tentang pentingnya ketekunan dalam berdoa. DiceritakanNya bahwa dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun. Di kota itu ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim tersebut untuk memintanya membela haknya. Beberapa waktu lamanya hakim tersebut tidak mau mengabulkan permintaan si janda. Tetapi karena janda itu terus-menerus mengganggunya, walaupun hakim tersebut tidak takut akan Allah dan tidak menghormati siapa pun, maka akhirnya ia mengabulkan permintaannya juga. Tuhan Yesus berkata bahwa jika hakim yang tidak benar saja mau mendengar seorang janda karena ketekunannya, bukankah Allah, sebagai Bapa yang baik, akan mendengar anak-anakNya yang berseru kepadaNya siang-malam dengan tekun? Inti perumpamaan ini adalah bahwa kita harus tekun, tidak jemu-jemu, atau tidak bosan dalam berdoa, seperti seorang janda yang tekun/tidak jemu-jemu meminta si hakim untuk membela haknya. Sebab, akan tiba waktunya Tuhan mendengar doa kita. Jika doa kita belum dikabulkan sekarang, kita berdoa lagi besok; jika besok belum dikabulkan juga, kita berdoa lagi besoknya; demikian seterusnya hingga tiba waktunya Tuhan mengabulkan doa kita. Memang hal seperti ini tidaklah mudah untuk dijalani, namun kita harus tetap bertekun di dalam doa kita. Tuhan Yesus berkata bahwa Allah tidak pernah mengulur-ulur waktu dalam menjawab doa kita anak-anakNya, yang berseru siang-malam kepadaNya. Jika kita bertekun dalam doa kita, maka Ia akan mengabulkan doa kita. Baca 7 Syarat Agar Doa Dikabulkan Pages 1 2 Renungan Minggu, 24 Juli 2016 Doa adalah napas bagi orang Kristen. Namun tidak sedikit orang Kristen, yang malas berdoa, malu berdoa, merasa tidak bisa berdoa, atau salah memahami doa itu sendiri, sehingga doa-doanya malah menjadi batu sandungan. Dalam khotbah hari ini kita hendak merenungkan makna doa, suatu kegiatan yang sangat dekat dengan kehidupan iman kita, tapi begitu kaya sehingga selalu ada yang bisa kita pelajari tentang apa dan begaimana berdoa. Mengenai doa yang Yesus ajarkan sendiri, sudah ada banyak tafsiran, baik yang sederhana maupun rumit tentang itu. Prinsip dasar yang Yesus ajarkan; yang pertama adalah relasi antara Allah dan manusia bukanlah relasi yang jauh, tapi juga setara. Allah dapat disapa sebagai Bapa karena Ia dekat dengan kita, tapi juga Ia adalah Allah yang Kudus, yang berkuasa di Surga dan di Bumi, sehingga bukan kita yang memberi perintah di dalam doa. Yang kedua, doa adalah soal mengurus kehidupan kita. Tidak ada yang salah membawa kebutuhan dan keinginan kita di dalam doa, bahkan setelah mengajarkan doa Bapa Kami, Yesus menekankan betapa pentingnya memohon, meminta, mencari dan mengetok pintu. Bahwa seluruh berkat dan kecukupan jasmani hanya ada karena Allah yang memberikan kepada kita. Yang ketiga, doa adalah soal relasi kita dengan sesama. Orang yang berdoa dalam kesehariannya adalah orang yang mengasihi, menerima dan mengampuni sesamanya. Maka dalam sikap dan keputusannya, ia pun akan menghargai keberadaan orang lain dan tidak melakukan hal-hal yang merugikan orang lain. Yang keempat, doa adalah soal menjaga hidup supaya tidak jatuh dalam dosa. Doa membantu kita dalam kesadaran akan diri sendiri evaluasi dan introspeksi sehingga kita pun dapat terus bertumbuh di dalam iman dan melimpah dalam syukur. Dian Penuntun, Edisi 22. Bacaan Alkitab Kejadian 1820-32 Mazmur 138 Kolose 26-15 Lukas 111-13 Nyanyian Jemaat KJ 15 1-3 NKB 129 1-3 NKB 1401-3 NKB 1271-3 PKJ 265 NKB 1381-2 Oleh Tuangkan Renung 7/19/2021 042000 PM Posting Komentar Ya RabbanaYa Tuhan kamiTolonglah kami, bimbinglah hatiYa Rabbana Ya Tuhan kamiTolonglah kami, bimbinglah hatiYa Rabbana, Allahu Ya Rabbi, KeridhoanMu yang aku cariYa Robbana, Alluahu Ya Rabbi KeridhoanMu yang aku tungguSerta ampunan Ayah dan UmmiDan sekalian kami disini Renungan Harian Kristen hari ini 29 Juni 2020. Pada bagian akhir suratnya Yakobus kembali kepada tema tentang doa. Selama ini banyak orang telah terpikat oleh rinciannya seperti urapan dengan minyak padahal yang Yakobus tekankan adalah “doa orang benar sangat besar kuasanya”. Perhatikanlah ajaran tentang doa yang efektif dalam kasus seorang sakit. Yakobus melukiskan tentang orang yang sakit di pembaringannya dan tua-tua gereja diundang ke rumahnya. Inilah contoh yang jelas tentang doa penyembuhan seperti yang diajarkan Alkitab. Ini juga yang dilakukan dalam persekutuan di gereja atau oleh tim-tim perlawatan di rumah sakit atau di rumah atau bahkan di medan perang sekalipun. Kita harus yakin bahwa “doa orang benar sangat besar kuasanya”. Inilah ajaran Alkitab. Memang kitapun percaya bahwa Allah bekerja di balik “pengolesan minyak” ataupun “obat-obat yang diminumnya” Ketepatan, kecocokan, dan kemanjuran ada tetap di tangan Tuhan. Oleh karenanya kita berdoa untuk penyembuhan bukan karena kita tahu siapa Tuhan kita. Jika ada orang yang harus mengaku dosa-dosanya sebelum ia disembuhkan, maka orang tersebut harus melakukannya – sehingga kesembuhan itu mencakup juga pengampunan dosanya. Seseorang yang sedang sakit harus memakai kesempatan itu untuk berdamai dengan Allah dan dengan sesama kepada siapa ia pernah bersalah. Mengaku dosa memberikan rasa sukacita dan damai, karena beban dosa telah terangkat. Tuhan Yesus, Engkau mencurahkan darahMu supaya kami disembuhkan. Dalam sakit atau sehat kami naikkan doa-doa kami dalam iman, karena janjiMu tidak pernah gagal. Dalam namaMu. Amin Bacaan Renungan “Doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia ………”Yakobus 515 Renungan Harian Kristen hari ini 26 Juni 2020. Tanpa terasa sudah berada di bulan Juni 2020. Tentu di tahun ini pasti kita memiliki segudang harapan-harapan baru yang ingin kita capai di tahun ini. Pada sisi lain, mungkin ada juga ketakutan dan keragu-raguan yang membayangi kita, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi dengan hidup kita, keluarga kita. Namun, sebagai anak-anak Tuhan, kita harus fokus kepada harapan-harapan positif yang kita dambakan di tahun 2020. Jangan biarkan ketakutan, keragu-raguan dan semua hal negatif lainnya merintangi dan membelenggu ayunan langkah kaki kita di dalam merengkuh setiap harapan kita. Berikut ini kita akan melihat minimal 3 kekuatan yang ada di balik pengharapan, yakni 1. Pengharapan membuat kita menjadi tekun Roma 154. Dari ayat ini kita menemukan kebenaran, bahwa dengan kita memiliki pengharapan, maka pengharapan itu akan memberikan suntikan kekuatan ekstra bagi kita, sehingga kita akan bisa menjadi tekun dalam menjalankan hal-hal yang menuntun kita dalam meraih apa yang menjadi harapan kita. Perlu kita ketahui, bahwa tanpa ketekunan kita pasti gagal meraih semua harapan kita. Semua pembuat sejarah, misalnya Thomas Alfa Edison, Abraham Lincolyn dan para tokoh lainnya adalah orang-orang yang telah membuktikan diri sebagai orang-orang yang sangat tekun. Sebagaimana dalam bidang hidup jasmaniah dibutuhkan ketekunan, hal yang sama pun berlaku dalam kehidupan rohaniah. Kita tidak akan berhasil masuk dalam kehidupan kekal bersama dengan Kristus, bila kita tidak tekun dalam memelihara harta ilahi yang sudah kita genggam hari ini, yakni iman di dalam Tuhan Yesus Kristus. Orang yang berpengharapan selalu dapat melihat cahaya di tengah kegelapan. 2. Pengharapan membebaskan kita dari potensi kecewa Roma 55. Dalam hidup ini tidak ada fasilitas yang membuat kita luput dari peluang yang menjadi kecewa, namun dari catatan firman ini, kita diberikan jaminan bahwa jika kita memiliki pengharapan, maka pengharapan tersebut akan membebaskan kita dari peluang untuk kita menjadi kecewa. Dan kita harus tahu, bahwa jika kita terperangkap dalam kekecewaan dan tidak segera keluar dari situ, maka kita akan terseret dalam jurang kegagalan. Itu sebabnya, bila kita tidak ingin terperangkap dalam kekecewaan, maka pengharapan adalah solusinya. 3. Pengharapan membuat kita meraih hal-hal besar. Pengharapan adalah fasilitas yang dapat kita gunakan untuk meraih hal-hal besar bagi hidup kita. Itu sebabnya, mari harapkanlah hal-hal besar, karena Allah kita adalah Allah yang besar, Dialah yang akan menolong kita untuk meraih semua harapan kita! Karena Dia adalah Allah yang besar, Dia rindu agar kita mengharapkan hal-hal besar dari Dia. Doa saya, semua harapan besar yang kita bangun di tahun ini akan menjadi kenyataan. Tuhan Yesus, aku serahkan seluruh impian dan harapanku di tahun ini kepada-Mu, biarlah Engkau turut campur tangan, sehingga semuanya itu dapat aku capai. Amin. Bacaan Renungan “Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.”Roma 55 Kebenaran yang Alkitabiah yang berpusat pada Injil, harus kita mengerti dengan baik sehingga kita dapat melakukannya dalam praktik kehidupan. Kebenaran Alkitabiahlah yang harus menjadi pondasi perilaku kita sehari-hari, sehingga hidup kita memancarkan Injil kepada dunia. Memberikan rasa dan terang bagi dunia yang akan membusuk dan ada di dalam kegelapan pekat dosa. Saudaraku, kita dipanggil tidak untuk hidup bagi diri sendiri, kita diselamatkan bukan hanya dari hukuman dosa sehingga kita tetap cinta pada dosa, tetapi kita diselamatkan dari dosa yang artinya setiap hari seharusnya kehidupan Kekristenan kita membenci dosa dan semakin muak pada dosa yang ada di dalam diri sendiri. Ketika saya berbicara tentang dosa, ini bukan hanya tentang kehidupan yang tidak bermoral, kejahatan yang memiliki konsekuensi sosial yang tinggi. Ini juga tentang definisi kehidupan anda dan saya. Ini juga tentang dosa yang tidak terlihat, seperti sombong, melakukan yang baik karena menginginkan lebih dari Tuhan, kehidupan yang berpusat pada diri sendiri di mana segala hal tentang diri. Bekerja untuk menumpuk uang sebanyak mungkin, tidak pernah memikirkan kemajuan pemberitaan Injil. Semua dosa pasti berpusat pada hati. Yaitu keinginan mata, keinginan daging, dan keangkuhan hidup. Semua ini berasal dari diri sendiri, kehidupan kita yang ada di dalam dosa dan berbudakan. Kehidupan yang berpusat pada diri sendiri, inilah esensi dari kehidupan kita yang berdosa. Hidup dalam keserakahan, hidup dalam kebaikan untuk diri sendiri dan tidak pernah benar-benar mengenal Allah sebagai Pribadi. Kita tetap hidup berdasarkan apa yang diri anggap baik dan benar berdasarkan cita-cita. Kita bisa saja datang ke Alkitab lalu membaca Alkitab, tetapi pada saat yang sama kita masih mengandalkan diri sendiri dan tidak pernah tunduk pada Alkitab. "Kita harus bertobat hari ini, kita harus kembali kepada Kristus, kepada salib, kepada kehidupan yang berpusat pada keinginan Kristus dan Kristus sebagai Pribadi. Kita harus bergumul, kita harus mengakui dosa kita dan percaya hanya pada Yesus, berserah pada salib dan taat pada Yesus sebagai TUHAN. Dan menikmati Yesus sebagai Juru Selamat." Saya menjabarkan di dalam tulisan ini, mendahuluinya dengan membawa anda untuk sadar akan keberdosaan anda dan saya. kehidupan yang berpusat pada diri merupakan esensi dari dosa. Untuk kita dapat masuk ke dalam kehidupan dosa yang benar, pengharapan yang benar dan didasarkan pada kehendak TUHAN. Bukan kehendak diri sendiri. Gereja hari-hari ini, ketika berbicara tentang doa dan pengharapan, selalu saja berpusat pada keinginan diri. Lalu beberapa pengkhotbah mengatakan, “semuanya akan baik-baik saja, semua akan indah pada waktunya, rajinlah berdosa dan lakukan bagian anda.” pertanyaan saya bagaimana jiwa semuanya semakin sulit, bagaimana jika semuanya tidak baik-baik saja sampai pada hari kematian anda. apakah firman Tuhan bohong. Jawab saya tidak, pendeta anda yang berkhotbahlah yang berbohong tentang doa dan pengharapan. Ia tidak sedang memusatkan baik dosa dan pengharapan pada Kristus tetapi pada keinginan diri yang berdosa, ingin mengatur Tuhan dan ingin memuaskan berhala-berhala dalam dirinya sendiri. Kita harus bertobat dari pengertian doa dan pengharapan yang salah, kita harus benar-benar mempelajari Alkitab kita secara pribadi, bukan karena paksaan tetapi karena memang ingin mendapatkan kebenaran. Saudaraku renungkanlah Yesus melalui Alkitab anda. Tentang dosa dan pengharapan, saya membawa anda pada Roma 1212, “Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam dosa! Saya akan menjelaskan tentang doa dan pengharapan berdasarkan surat kepada jemaat Roma. Biarlah kita dapat mengerti bagaimana doa dan pengharapan haruslah selalu dan terus berpusat pada Kristus yang telah memberikan diri-Nya untuk kita. Mengapa saya harus berdoa?Pada dasarnya, doa tidak pernah berkuasa. TUHAN-lah yang berkuasa, Injil yang berkuasa menghidupkan seseorang yang mati dalam dosa Efesus 21, 4. sehingga memiliki kehidupan baru dan kehidupan yang baru inilah adanya doa sebagai kesenangan dan sukacita untuk bertemu Tuhan dan keheningan dan ketenangan"Jadi bertobatlah dari pengertian bahwa doa anda berkuasa. Doa tidak berkuasa tapi TUHAN yang berkuasa." Kita tahu bahwa doa adalah komunikasi kita kepada Tuhan, kita dapat menyampaikan semua isi hati kita kepada-Nya. Sama seperti Yesus di taman Getsemani, Ia ingin jiwa boleh Ia tidak disalibkan. Tetapi pada akhirnya Yesus menuruti kehendak Allah Bapa. Mari kita perhatikan dengan baik tentang doa yang ada di surat Roma, surat ini dituliskan oleh Paulus untuk memberitakan Injil kepada jemaat Roma. Kita tidak akan mengerti dengan benar tentang doa yang ada di pasal 1212, jika kita tidak memperhatikan keseluruhan isi kitab Roma, jika kita tidak mengerti bahwa doa adalah cara hidup yang baru di dalam Yesus Kristus dan inilah doa yang berpusat pada Yesus. Paulus menjelaskan bahwa kita adalah orang berdosa, kita adalah orang binasa. Tetapi diselamatkan hanya oleh kasih karunia dalam Tuhan Yesus Kristus. Kita dibenarkan, dikuduskan dan untuk hidup suci kepada Kristus. Setelah Paulus memberikan Injil melalui Surat Roma, lalu kita masuk ke Roma 12, di ayat 1 Paulus menjelaskan, saya menggunakan pemahaman saya “kamu sudah merenungkan Injil yang murni, kamu tahu kamu orang berdosa dan telah bertobat dan menerima kasih karunia dari Tuhan Yesus, kamu dikuduskan, dilayakkan dijadikan anak Allah dan sekarang kamu memiliki hidup baru, maka dari itu persembahkanlah tubuhmu sebagai persembahan yang hidup yang kudus dan yang berkenan kepada Allah karena itu adalah ibadahmu yang sejati.” Jadi sekarang kita dapat mengerti bahwa doa adalah wujud kepercayaan kita kepada Allah, di mana doa yang berpusat pada Kristus adalah persembahan hidup kita. Lalu Paulus menjelaskan di ayat 2, “kamu harus berbeda dari pada orang-orang dunia, agar kamu tahu apa kehendak Allah, yang baik dan yang sempurna.” Doa yang berpusat pada Kristus adalah kehendak Allah, ini adalah doa yang tidak berpusat pada keinginan sendiri tetapi kehendak Allah. Kita mencari kehendak Allah melalui doa-doa yang menggunakan Alkitab, kita berdoa untuk berkomunikasi dengan Tuhan tanpa memaksa kehendak kita, kita belajar melalui doa-doa kita hidup kudus, hidup jujur dengan hati yang murni di hadapan Allah. Berdoa dengan cara menikmati kehidupan doa, karena kita mencintai Kristus, dapat mencintai Dia karena kita mengenal Dia, merenungkan Dia dan Dialah yang layak menerima ketaatan kita. Kita harus bertobat dari kecenderungan doa yang seringkali ingin mengatur Tuhan. Dengan berdoa kita mendapatkan sukacita yang dari Allah, tujuan utama dari sukacita adalah hati yang semakin mengasihi jiwa-jiwa. Kita tidak akan dapat melayani sesama kita jiwa hati tidak bersukacita. Ini adalah sukacita yang berasal dari kasih Kristus, dari kuasa Injil yang ada di dalam diri dan melalui doa-doa yang terus berpusat pada Kristus dan keinginan-Nya. Kita mendapatkan sukacita, mengapa kita bersukacita. Karena kita dirancang TUHAN, untuk taat kepada Kristus, di dalam kehidupan yang baru setelah kita percaya kepada-Nya. Melalui doa kita dapat mengerti hati Allah yang juga mengasihi jiwa-jiwa, melalui doa kita tahu bahwa tujuan dari doa adalah berdoa bagi sesama kita untuk dijangkau oleh Injil. Melalui doa, kita diperbaharui terus dan menjadi seseorang yang berbelaskasihan. Karena doa yang berpusat pada Yesus kita mendapatkan kekuatan untuk menjadi seseorang yang peduli pada sesama kita yang memerlukan Injil. Maka dari itu, Paulus menasehatkan di dalam Roma 1213, untuk kita menjadi seseorang yang mau menolong orang lain dan memberkati orang lain. Orang-orang kudus Allah yang juga melayani. Doa yang berpusat pada Kristus, menjadikan kita orang-orang yang mengasihi dan tidak pura-pura. Kehidupan doa yang adalah kehendak Allah, memberikan kepada kita pengertian yang kaya. Ini tentang relasi dua arah, antara kita dalam kehidupan yang baru dan Allah yang kudus. Saudaraku, berdoa, berdoalah, dan berdoalah sampai anda merasakan kehadiran Tuhan, sampai engkau menikmati doa bukan karena jawaban yang sesuai keinginan anda. Tetapi karena doa adalah perintah Kristus, kehendak Allah dan Ia mau supaya kita berdoa. Doa bukanlah saja tentang kita meminta kepada Tuhan saja lalu kita menunggu jawaban, bisa ya, bisa tidak. Ini sangatlah dangkal dan miskin. Dan marilah kita beralih pada doa yang berpusat pada Kristus, pada doa yang adalah kehendak Kristus bukan kehendak kita. Doa adalah tentang penyerahan diri kepada Tuhan untuk menikmati obrolan bersama Tuhan, agar kita benar-benar menerima kekayaan rohani yang melimpah dan pada akhirnya kekayaan rohani inilah yang kita pakai untuk melayani orang lain, dalam kasih dan hanya Yesus saja yang kita perkenalkan kepada orang yang kita layani. Inilah kehidupan doa yang kaya. Pengharapan itu adalah Pengharapan itu adalah Pribadi. Kita semua ingin selalu berlari pada harapan yang adalah keadaan hidup, kita semua tidak sabar untuk mencapai akan keadaan yang kita inginkan. Kita semua suka berkhayal akan hidup yang lebih baik lalu kita berkata itulah harapan. Lalu kita berdoa lalu kita terjebak pada kenikmatan yang bukan realitas, terjebak pada sukacita palsu yang benar-benar kosong. Apakah benar harapan adalah keadaan hidup?? Kekristenan menawarkan harapan yang adalah Pribadi, Dia yang telah disalibkan dan telah dikebangkit. Sebab Yesus adalah kekayaan hikmat Allah, Dia adalah Allah yang menjadi manusia. Yang telah merelakan diri-Nya. Untuk ditimpakan semua dosa, semua hukuman dosa dan semua kejatan, kemunafikan, pikiran kotor dan masih banyak lagi. Ditimpakan kepada Yesus, Dialah pengharapan itu, Allah sendirilah pengharapan kita, Dialah yang merelakan diri-Nya untuk menjadi milik kita dan kita menjadi milik-Nya. Roma 1133-36, akan memberikan kepada kita pengharapan yang luar biasa, tentang bagaimana ketika kita merenungkan Pribadi Allah, Yesus Kristus dengan penuh sukacita dan kesegaran jiwa. Bacalah dan diamlah sejenak, baca perlahan. Roma 1133-36 TB O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya! Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya? Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada-Nya, sehingga Ia harus menggantikannya? Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Inilah dasar pengharapan kita, yaitu Allah yang berkuasa, Allah yang besar dan kudus, Dia yang adil dan kasih. Baiklah kita terus belajar untuk mengenal Dia di dalam Kristus, kita memiliki hubungan yang intim bersama dengan Dia. Selanjutnya tentang Injil, inilah pengharapan kita, Injil kekuatan Allah, tentang apa yang Allah kerjakan bagi kita untuk menjadikan kita manusia baru. Dan memang atas dosa. Roma 81-3 TB Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging. ROMA 831-39 BM Oleh itu, apakah yang boleh kita katakan sekarang tentang semua itu? Jika Allah berpihak kepada kita, siapakah dapat melawan kita? Allah tidak menghalang Anak-Nya mengalami penderitaan, tetapi mempersembahkan Anak-Nya sebagai korban untuk kita semua. Jika Allah mengurniai kita Anak-Nya sendiri, tidakkah Dia akan memberikan segala sesuatu yang lain? Siapakah berani menuduh kita, umat yang sudah dipilih oleh Allah? Tiada seorang pun, kerana Allah sendiri menyatakan kita tidak bersalah. Siapakah dapat menyalahkan kita? Tiada seorang pun, kerana Kristus Yesus membela kita! Dialah yang sudah mati, bahkan sudah dibangkitkan daripada kematian dan berada di sebelah kanan Allah. Apakah yang dapat menghalang Kristus mengasihi kita? Tiada sesuatu pun dapat menghalang Kristus mengasihi kita baik kesusahan, kesukaran, penganiayaan, kelaparan, kemiskinan, bahaya mahupun kematian. Seperti yang tertulis di dalam Alkitab, “Sepanjang masa kami menghadapi bahaya maut kerana Engkau. Kami diperlakukan seperti domba yang akan disembelih.” Tidak! Dalam semuanya kita mendapat kemenangan yang sempurna daripada Dia yang mengasihi kita! Aku yakin bahawa tiada sesuatu pun dapat menghalang Kristus mengasihi kita baik kematian mahupun kehidupan, baik malaikat mahupun penguasa lain di angkasa, baik hal-hal yang berlaku sekarang mahupun pada masa yang akan datang; baik hal-hal yang di langit mahupun yang di bumi - tidak ada sesuatu pun di alam semesta yang dapat menghalang Allah mengasihi kita, seperti yang sudah ditunjukkan-Nya melalui Kristus Yesus, Tuhan kita! Saudaraku, pengharapan kita bukanlah keadaan hidup di dunia, yang ideal seperti yang kita inginkan. Pengharapan itu adalah Kristus, Pribadi yang merelakan diri-Nya menjadi dosa agar kita yang berdosa menjadi milik Allah. Inilah Injil, membawa kita mengerti bahwa dosa adalah masalah utama kita dan Injil Yesus Kristus adalah pengharapan kita, yang mengubahkan dan memberikan sukacita yang melimpah. Renungkanlah Injil dan hiduplah oleh Injil. Saya berdoa, kiranya anda terus hidup berdasarkan Alkitab, mulai mempelajari Alkitab anda dan mengenal Allah sebagaimana Ia adalah Pribadi yang berkehendak. Amin.

renungan tentang doa dan harapan